Aku adalah seorang remaja yang berlebihan dalam menyikapi masalah. Aku selalu mengambil keputusan dengan sendirinya.Oke,mari kita ulas dari akarnya.
Aku sering dimarahi oleh ibuku,jadi sewaktu melanjutkan ke sekolah dasar.Aku memilih untuk jauh dari keluarga agar tak diburu-buru dengan kemarahan ibuku.Bayangkan saja aku memisahkan diri dari keluarga sejak Sekolah Dasar. Namanya saja anak kandung tak mungkin luput dari kemarahan seorang ibu.Aku menganggap kalau aku dimarahi aku salah. Dan karena aku tak mau dimarahi aku selalu berusaha menghindar tetapi aku salah. Jadi,ketika aku beranja ke tingkat selanjutnya, aku berambisi untuk menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa dan negara. Maka,aku mulai untuk mencari-cari pekerjaan yang aku kira sesuai dengan minat dan bakat ku. Aku sering menonton film-film aksi. Dan,karena itu aku jadi berambisi untuk menjadi seorang tentara atau mata-mata. Menurutku pekerjaan mereka berguna untuk orang banyak. Dan aksi mereka pun juga tidak banyak diketahui orang banyak. Aku suka itu. Aku suka menghindar dari keributan orang-orang tetapi aku suka untuk membuat orang-orang tersebut tertolong karena perbuatanku. Kemungkinan aku sudah di doktrin oleh film yang sering aku tonton.
Beranjak ke tingkat selanjutnya,karena sudah ter doktrin dengan film aksi yang selalu mengorbankan nyawa dalam perjalanan hidupnya. Aku juga mengimplementasikan hal tersebut dalam kehidupan ku. Aku ingin suatu saat pekerjaan ku dikenal orang banyak tanpa tau perjuangan ku untuk mencapai tujuan tersebut. Terlalu kebiasaan menyenangkan hati orang,membuatku menjadi bahagia tetapi aku punya kebiasaan buruk dan pikiran yang dangkal.Aku suka berpikir begini,”Jika aku menolong mereka,suatu saat aku akan ditolong mereka”.
Pikiran itu selalu berjalan di tiap aktivitas yang kulakukan,sampai pada waktu ketika aku sedang ditempa dengan tugas-tugas di sekolah.Pada waktu itu juga aku mulai mengurus magang,dan kebetulan juga pada waktu itu ujian akhir semester akan diadakan. Namun anehnya tugas masih saja ada.
Beberapa teman yang sering mengandalkan aku,mereka meminta tolong seperti biasanya. Kusiapkan.
Dua orang guru juga meminta tolong padaku untuk membuat soal ujian.Lucu,Aneh tapi nyata,aku tak mau menyalahkan siapapun di sini.
Seorang guru juga butuh bantuanku untuk pekerjaannya.Hari itu aku lelah,dan beberapa hari menjelang ujian aku juga sedang mengurus kesekreatariatan untuk acara di sekolah.Aku sebenarnya lelah tetapi bodohnya aku tak mau jujur,munafik ya kata-kata yang pantas untukku.
Aku lelah,aku emosian,aku senstif pada waktu itu karena aku tak bisa mengatakan bahwa aku sebenarnya lelah.Aku tetap mengerjakannya.Dan,juga pada waktu itu aku sedang benar-benar membutuhkan orang yang mengerti aku.Salah satunya,mantanku pada waktu sekolah sebelumnya. Kami putus salah satunya karena jarak. Aku mulai menyesalinya,karena untuk apa aku pindah kalau hasil dari pemaksaan diriku. Sama halnya seperti aku menolong mereka-mereka. Aku bertanya-tanya apakah statement-statement ini yang kupikirkan salah untuk menolong mereka? Apakah hasil tolong-an aku akan menghasilkan profit bagiku.
Mantanku kembali.Ia putus dari pacarnya waktu itu.Dan kebetulan sekali aku sedang lelah,aku tidak menginginkannya untuk pergi lagi.Aku jujur dan kami mulai melakukan panggilan video,yang kurasa yang kulihat di matanya,ia juga merasa kesal dan bersalah.
Kami menyalakan api kembali malam itu.